2017年3月17日金曜日

Sakura : Melintasi Ruang dan Waktu menyambut musim semi


Kelopak Bunga Sakura
Bunga Sakura


Jepang memang memiliki magnet daya tarik tersendiri, selain dengan banyaknya kemajuan teknologi yang telah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang juga masih menjaga dengan baik identitas budaya mereka yang sudah diturunkan selama lebih dari ratusan tahun yang lalu. Ditambah lagi Jepang adalah negara dengan 4 musim, maka mereka memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda di setiap musim dan juga di setiap daerah yang sangat unik dan menarik, yang tentunya sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Di akhir bulan Maret (sekitar tanggal 20 atau 21 setiap tahunnya), ada hari libur nasional yang disebut shunbun (vernal equinox), dimana waktu siang dan malam hari adalah sama panjangnya (waktu cahaya matahari bersinar sama panjangnya dengan waktu setelah matahari tenggelam). Ini juga menjadi pertanda bahwa musim dingin telah berakhir dan musim semi segera tiba.




Pohon Sakura di pinggir kali
Pohon sakura banyak juga yang ditanam di pinggir kali
Awal musim semi juga ditandai dengan mekarnya bunga sakura. Sakura biasanya akan mulai mekar di akhir bulan Maret setiap tahun. Di Jepang, mekarnya bunga sakura berawal dari daerah Jepang selatan (Pulau Kyushu) lalu bergerak ke arah utara ke daerah Chubu, Kansai, Kanto, Tohoku kemudian akan berakhir di Pulau Hokkaido di utara. Pergerakan mekarnya bunga sakura dari selatan ke utara ini bisa dengan mudah kita ikuti infonya melalui media (biasa disebut sakurazensen). Dibutuhkan waktu kurang lebih satu bulan untuk pergerakan ini. Sehingga bila kita ingin melihat sakura yang sedang mekar dengan tepat, lebih baik bila kita check info tersebut sebelumnya,untuk mengurangi kekecewaan kita karena tidak pas dalam menentukan lokasi spot sakura.







Pohon Sakura dekat komplek perumahan
Pohon Sakura dekat komplek perumahan

Bunga sakura sendiri setelah puncak atau maksimal mekarnya, hanya bisa bertahan selama 2 atau 3 hari. Bila kita mengunjungi spot sakura dan timing kita tidak pas disaat puncak mekarnya sakura tersebut, kemungkinan besar sebagian bunga sudah rontok ataupun sebagian batang pohonnya sudah tumbuh daun-daun yang berwarna hijau muda (situasi ini biasa disebut hazakura).

Namun bagi orang Jepang sendiri, keindahan sakura itu tidak harus melulu dinikmati ketika bunganya sedang mekar. Mereka juga sangat menikmati suasana dikala bunga-bunga sakura sedang bergururan, terutama bila bergururannya bunga sakura karena angin bertiup (biasa disebut sakura fubuki). Suasana bunga sakura yang berguguran dan kembali ke ketanah ini juga banyak dengan indahnya ditulis di dalam prosa-prosa dan puisi lama jaman dahulu. Bunga sakura bagi masyarakat Jepang adalah kehidupan itu sendiri. Filosofinya, mekarnya bunga sakura melambangkan pertemuan atau kelahiran, dan gugurnya bunga sakura melambangkan perpisahan atau kematian. Didalam kehidupan, dimana ada pertemuan disitu selalu akan ada perpisahan dan akan berulang demikian terus menerus. Mereka meng-analogikan ini dengan reinkarnasi.

Bunga sakura juga menjadi perlambang sesuatu yang mistis dan sakral. Mereka beranggapan bahwa dimana ada bunga sakura yang bermekaran, maka disitu akan hadir ruang sakral di dunia kita yang fana ini. Ada satu cerita tentang spot sakura yang sangat terkenal di Jepang yaitu di Yoshinoyama (salah satu dari world heritage di Jepang), yang merupakan pegunungan yang dipenuhi dengan bunga sakura. Awalnya, sebelum ada sakura, ditempat ini ada kuil yang patung dewanya diukir dengan menggunakan pohon sakura. Semenjak itu sakura disakralkan sebagai wujud dari dewa tersebut, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk menanam sakura di sekitarnya. Seiring dengan berjalannya waktu, makin banyak orang yang menanam sakura di pegunungan tersebut untuk mendapat kekuatan dan berkah dari dewa tersebut. Sebagai akibatnya, sekarang jumlah pohon sakuranya bisa dilihat di seluruh area gunung .
Pohon Sakura di Megurogawa dihiasi lampu
Pohon Sakura di Megurogawa dimalam hari dihiasi lampu

Seperti pohon kelapa yang banyak ditemukan di daerah tropis dan kita tahu banyak manfaatnya karena hampir seluruh bagian dari pohon kelapa bisa dimanfaatkan, pohon sakura juga punya manfaat atau kegunaan yang tidak kalah dengan pohon kelapa. Bunganya, banyak dibuat untuk bahan minuman dan makanan misalnya teh sakura, sakuramochi, maupun bunga yang diawet kan dengan menggunakan garam yang biasa ditaruh diatas nasi putih hangat untuk dimakan maupun sebagai teman untuk meminum sake. Karena kekerasan strukturnya, pohon atau ranting sakuranya sendiri banyak digunakan untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga maupun untuk pembuatan barang-barang souvenir. Dan terakhir, kulitnya bisa digunakan untuk ramuan obat-obatan.

Salah satu kegiatan yang tidak bisa dilepaskan saat orang Jepang menonton bunga sakura (ohanami) adalah makan dan minum serta bernyanyi (karaoke). Kita dapat dengan mudah menyaksikan atau menjumpai group dari orang-orang Jepang yang melakukan ini dibawah atau tempat sekitar spot bunga sakura. Kebiasaan inipun sebenarnya sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, terutama yang paling meriah dan terkenal adalah di era Daimyo Toyotomi Hideyoshi, yang mengadakan acara ini di Yoshinoyama, gunung yang telah saya sebut di alenia atas.

Kelopak Bunga Sakura yang jatuh setelah hujan
Kelopak Bunga Sakura yang jatuh setelah hujan
Kalau anda punya waktu dan ingin menikmati sakura di musim semi tahun ini, silahkan check info mengenai mekarnya bunga sakura di internet sebelum anda menginjakkan kaki di Jepang. Siapa tahu, dari ratusan jenis sakura yang dapat ditemui di seantero Jepang selama sebulan awal musim semi ini, anda bisa bertemu dengan sakura pilihan anda yang special, terlebih jika anda dapat merasakan ucapan salam pertemuan darinya di awal musim semi ini khusus untuk anda , yang bisa jadi kenangan sepanjang hidup anda nanti.



0 件のコメント:

コメントを投稿